Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan layanan mandiri pada KPAK
Jakarta Barat dan kendala-kendala penerapan layanan mandiri dan upaya dari KPAK
Jakarta Barat dalam mengatasinya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data yang
dilakukan, yaitu observasi, wawancara dengan 11 (sebelas) informan, dan kajian
kepustakaan. Sedangkan, teknik analisis data yang dilakukan, yaitu mereduksi
data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh
yaitu dalam penerapannya KPAK Jakarta Barat menggunakan mesin layanan mandiri
atau MPS (Multi Purpose Station) dan book drop dengan software LIBRA (Library RFID
Automation). Tujuan layanan mandiri untuk membantu atau memudahkan pemustaka dalam
melakukan peminjaman/pengembalian koleksi sudah mulai dirasakan oleh pemustaka,
namun diakui oleh pihak perpustakaan memang belum maksimal tercapai. Selain
itu, staf/pustakawan juga merasa layanan ini meringankan tugas staf layanan
sirkulasi sehingga mereka mempunyai waktu luang untuk melakukan tugas lain.
Keamanan koleksi juga lebih terjamin sejak diterapkannya RFID. Saat ini,
layanan ini sudah cukup banyak digunakan oleh pemustaka yang biasa meminjam
buku atau berkunjung ke KPAK Jakarta Barat. Sejak diterapkannya sampai sekarang
sistem sudah berjalan lebih stabil, dibandingkan dahulu yang sering sekali
sistem down atau error. Sosialisasi yang masih kurang maksimal membuat sebagian
pemustaka tidak mengetahui adanya mesin layanan mandiri atau enggan menggunakan
layanan mandiri ini. Hal ini terutama terjadi pada book drop, masih banyak pemustaka
yang belum mengetahui mesin tersebut dan fungsinya ataupun cara
menggunakannya.
Kendala yang dihadapi perpustakaan, yaitu terkait sistem atau jaringan yang
terkadang error tetapi SDM perpustakaan belum mampu menangani. Hal yang bisa dilakukan
pihak perpustakaan, yaitu melakukan peminjaman/pengembalian melalui petugas dan
menghubungi teknisi BPAD. Kendala tersebut tentu menjadi penghalang dalam
memberi layanan prima kepada pemustaka untuk itu sebaiknya perpustakaan
merekrut tenaga ahli atau teknisi untuk layanan mandiri ini. Selain itu,
sosialisasi perlu ditingkatkan bukan hanya dalam bentuk lisan tetapi juga dalam
bentuk tertulis, sehingga lebih banyak lagi pemustaka yang mengetahui dan
menggunakan layanan mandiri ini.
Jika
ingin mengetahui lebih lanjut, klik link di bawah ini :
No comments:
Post a Comment